Kisah Tentang Seekor Rajawali Yang Salah Paham


Saya di sini hanya ingin kembali menceritakan sebuah kisah tentang seekor burung rajawali yang salah paham. Saya tau cerita ini dari buku yang telah saya baca, judulnya “Ayo Berdagang” karangan Muhaimin Iqbal.

Ceritanya begini nih… ada kisah seorang petani menemukan sebuah telur burung rajawali yang kemudian dibawa pulang dan diletakkan bersama telur-telur ayam yang sedang dierami oleh induknya. Telur burung rajawali tersebut pun menetas bersama telur-telur ayam lainnya. Meskipun secara fisik berbeda, akan tetapi induk ayam tidak membedakan “si bungsu”  dengan kakak-kakaknya.

Nah…, pada suatu hari dia melihat seekor rajawali terbang di angkasa. Bertanyalah dia pada kakaknya. Makhluk apakah yang terbang di atas itu? Sang Kakak bilang “O..itu burung rajawali makhluk angkasa yang berbeda dengan kita makhluk bumi dari keluarga ayam”.

Hari demi hari semakin terlihat perbedaan “si bungsu” dengan kakak-kakaknya. Kakak-kakaknya pun menjadi sadar, kalau sebenarnya adik mereka itu tidak lain adalah burung rajawali juga. Sang kakak meyakinkan adiknya kalau dia sebenarnya adalah seekor rajawali yang gagah perkasa dan memintanya untuk terbang bebas mengarungi angkasa sebagiamana layaknya seekor rajawali.

Akan tetapi karena telah lama hidup bersama kakak-kakaknya yang sebangsa ayam, meski dia memiliki postur seperti rajawali, dia merasa tidak bisa terbang dan dia tetap merasa bahwa dirinya ayam.

Kemudian untuk meyakinkan “si bungsu”, maka kakak-kakaknya mengajaknya berjalan mendaki gunung menuju tebing yang curam. Kakak-kakaknya membujuk agar dia mau melihat keindahan lembah di bawah sana. Pada saat sang adik berada di tepi tebing, Kakaknya mendorong adiknya ke bawah.

Dan apa yang terjadi? Ternyata adiknya dengan gerak refleksnya bisa langsung terbang tinggi sebagaimana seekor burung rajawali.  Jadi selama ini dia telah salah paham bahwa dirinya hanya sekedar ayam.

Dari cerita tersebut kira-kira pelajaran yang bisa kita ambil yaitu bahwasanya banyak orang yang mempunyai potensi tinggi di banyak bidang, akan tetapi sering salah paham karena tidak menyadari potensi yang dimilikinya tersebut. Bisa jadi juga kesalahpahaman itu terjadi karena  kesalahan dalam memilih lingkungan bergaul dan bekerja. Akibatnya orang tersebut tidak bisa mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya itu secara optimal.

Selain itu ternyata terkadang motivasi saja tidak cukup untuk membuat diri kita menyadari kalau kita punya kemampuan “terbang” seperti layaknya sang rajawali. Sehingga terkadang perlu diciptakan situasi yang memaksa kita untuk dapat mengeluarkan seluruh potensi terpendam kita secara optimal. Seperti halnya cerita sang rajawali di atas setelah didorong oleh kakaknya terlihatlah kemampuan yang dia miliki kalau ternyata sebenarnya dia bisa terbang. Kalau untuk pegawai (mungkin) salah satunya caranya dengan sistem potong gaji kali ya…? 😀  *nyengir perih*

Smoga situasi sulit ini bisa membuat saya semakin  termotivasi untuk menggali  seluruh potensi diri yang ada semaksimal mungkin agar  bisa “terbang mengarungi angkasa luas” dengan gagah perkasa…aaamiin….

 

Bojongsoang, 06 Mei 2013 jam 00.00

 


Leave a Reply